Senin, 17 Januari 2011

Saat Bosan Dengan Kediaman, Saat Diam Dengan Kebosanan



Kadang saya menangis, kadang tertawa, kadang marah, kadang bahagia, kadang berduka, kadang bersuka, tapi semua itu hanya terlihat di dalam sanubari, di dalam hati yang kecil berontak. Dan saat-saat itu kadang tertumpah dalam tumpahan tinta yang bergulir cepat secepat kesedihan mengadili sikap, secepat senyuman meluluhkan kemarahan dan secepat penyesalan menyertai air mata.

Sekarang saya mulai ”berani” menulis untuk dibaca. Dulu saya hanya menulis untuk menentramkan hati, menulis untuk diri sendiri dan menulis untuk mengkhotbahi diri sendiri. Saya takut sebuah penyakit hati karena kadang kita punya tujuan untuk menulis, dan menurut saya orang itu menulis bertujuan :

1. merubah orang lain dengan tulisan kita
2. memberi pengetahuan baru atau lama dengan cara baru
3. dinikmati sendiri
4. menulis untuk dibaca orang lain dan berharap pujian
5. menulis agar dikatakan ahli dalam menulis
6. memberikan propaganda kepada orang ”bodoh”
7. menginginkan pendukung atas pemikiran kita

hanya tujuan nomor 3 yang membuat orang tidak mempublish tulisannya. Ketakutan atas tujuan 4 dan 5 membuat dalam 1,5 tahun terakhir (saat kegemaran menulis saya benar-benar teraplikasikan) tidak banyak tulisan yang saya publish. Tapi dorongan moral dan kadang ”ludahan” beberapa orang dan buku membuat saya ”cukup” berani menelurkan tulisan-tulisan itu. Inilah saatnya untuk saya berbuat sesuatu lewat tulisan, bukan lisan dan perbuatan.

Kalau memang lewat tulisan, dakwah ini lebih menengadah luas, saya ikhlas orang mengecap saya sebagai yang ke-4 atau ke-5. Kalau memang lewat tulisan, dakwah ini mampu berdiri tegak setegak mercusuar di lepas laut, saya ikhlas mendapat ludahan-ludahan lain yang menjijikkan dari penganjing dakwah. Kalau memang lewat tulisan, dakwah ini merongrong setiap buliran darah ke jantung kedengkian manusia, saya ikhlas ikut mati di dalamnya....

Tapi agar diketahui, dalam setiap membaca sebuah tulisan, mari kita lihat background seorang penulis itu, pengetahuannya berasal dari mana, bagaimana aliran hidupnya,  siapa berpengaruh di hidupnya dan bagaimana pandangan-pandangannya terhadap sebuah kejadian dan juga tentu sudut pandang apa yang digunakannya dalam menulis. Setuju atau tidak, tulisan adalah tulisan. Senang atau tidak, latar belakang penulils berpengaruh banyak. Sadar atau tidak, pemahaman penulis akan hal yang dibicarakan memberi sentuhan alami dalam tulisannya. Percaya atau tidak, tulisan itu aplikasi dari TUtup LISAN.



edited from pplngun.multiply.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar