Minggu, 30 Oktober 2011

Will You Marry Me?

Gerimis...maukah kau berhenti bergemericik tuk bantuku?
Ulirkan tetesan kerinduan di hatinya yang terdalam
Nafikan kesedihan di matanya yang bermuram
Agar seluruh batinku sejenak diam...kemudian lirih berujar
Will You Marry Me?
And take into your heart
Now and forever...

Kupu-kupu...maukah kau berhenti menari tuk usirku?
Usirku dari rasa ragu bahwa dialah rusukku
Rusuk yang buatku tegar tak terkapar
Namun kuingin kau menari lagi, kupu-kupuku...
Isyaratkan tarian harapan tuk membawanya ke jantungku
Alirkan racun bahagia tuk luluhkannya ke asmaraku

Sang Penakluk amarahku...
Asaku terjaga sedalam keyakinan ikrar jiwa
Takkan kubiarkan pundakku terbuai selain lembutmu
Ruang fikirku slalu bermandikan nafas kasihmu
Ingin kuteriakkan..
Aku memang bukan lelaki termegah...tapi kupunya warna
Dan akupun bukan manusia terindah...tapi kupunya asa
Istriku...hanya itu yang ingin kupanggil mengganti namamu


inspired by Inesz

Rabu, 19 Oktober 2011

Kerajaan Sugih Nagari (1) : Raja bukanlah Rajaku

Di gugusan pulau di belahan dunia selatan, lahirlah sebuah kerajaan baru bernama Kerajaan Sugih Nagari. Dengan jutaan rakyat, Sugih Nagari punya lebih dari 3.000 pengabdi kerajaan. Dulu memang kerajaan ini tak bernama Sugih Nagari, tapi atas kehendak penguasan Langit Hijau Dewi Myan Lui, kerajaan ini didirikan dan ditunjuklah seorang raja bernama Raja Yonta. Kenyataan bahwa Raja Yonta pernah digodog di sebuah tempat mencari ilmu dunia yang tersohor di dunia bernama Darvhar, Planet Amey Rica.

Kerajaan Sugih Nagari memiliki daerah kekuasaan hingga 10.000 pulau. Istana Raja sendiri berada di Pulau Zawa. Luasnya kekuasaan Sugih Nagari bisa terlihat dari lama perjalanan dari pulau terbarat sampai paling timur yang memakan perjalanan lebih dari 7 hari menggunakan kapal laut, atau bisa ditempuh 8 jam menggunakan Durga (sebuah besi yang mampu terbang dengan kecepatan tinggi). Seperti Planet Amey Rica, Raja Yonta membagi kerajaannya menjadi 17 kerajaan kecil yang disebut Nagari.

Di Istana Raja, 10 Patih siap membantu Raja Yonta melayani rakyat. Dan apabila sewaktu-waktu Raja Yonta dipanggil Dewi Myan Lui, 10 patih ini berperan besar untuk menyiapkan segala sesuatunya.

Meskipun sudah lebih dari 60 purnama, tapi banyak abdi kerajaan yang mengeluhkan kepemimpinan Raja Yonta. Raja Yonta pernah marah besar, hanya karena teman berburunya, yang merupakan abdi kerajaan, dipindahkan ke luar Pulau Zawa untuk membantu Nagari. Padahal abdi kerajaan di Sugih Nagari memang harus selalu berotasi tak hanya Pulau Zawa demi sebuah keadilan dan kesehatan sistim Sumber Daya Manusia.

Raja Yonta memang sangat menyukai berburu, maka dua minggu sekali Raja Yonta selalu menyempatkan berburu di pagi hari. Tapi ada yang mengganjal dengan kesukaannya itu. Ketika berburu, Raja Yonta tak pernah mau kalah. Salah satu abdi kerajaan yang punya kemampuan berburu di atas rata-rata diwajibkan kalah kalau melawan Raja Yonta. Karena Raja Yonta punya kekuasaan semacam hak veto untuk memindahkan abdi kerajaan ke pulau-pulau terpencil, para abdi kerajaan pun terpaksa harus mengikuti kemauan Raja, “harus kalah ketika lomba berburu dengan Raja”.

Pernah juga suatu ketika Raja Yonta dan permaisuri sedang menunggang kereta emasnya, tiba-tiba ada kuda yang menyalip kereta emasnya dalam posisi hampir nyrempet. Sang Permaisuri tiba-tiba berkata, “Suamiku, andaikan itu abdi kerajaan Sugih Nagari, pecat saja dia, mengganggu jalan kita saja!”. Sang Raja pun hanya tersenyum dan mengangguk-angguk setuju.

Raja Yonta tak tinggal di istana, dia tinggal di perkampungan Sang Permaisuri. Setiap pagi, Raja berangkat sebelum matahari benar-benar terbit sehingga bisa sampai di Istana saat abdi negara juga sudah berada di Istana. Dari perkampungan Sang Permaisuri ke Istana, Raja Yonta harus melewati jalan yang diharuskan membayar sekeping perak setiap kali lewat, yang digunakan membangun jalan yang lebih luas untuk rakyat. Tapi bukan namanya Raja Yonta kalau tak menonjolkan kedudukannya. Raja Yonta tak pernah mau membayar, dan malah meminta kebebasan untuk melewati jalan tersebut, karena dia adalah Raja.

Kecerdasan Raja dalam mengatasi masalah perselisihan antar kerajaan dan memberikan petunjuk untuk kebaikan Langit Hijau memang diakui Dewi Myan Lui sangat luar biasa. Tapi kalau tidak merubah perangainya, Raja Yonta tak akan dicintai abdi kerajaan maupun rakyat biasa. Abdi kerajaan dan rakyat membutuhkan raja yang sederhana tapi cerdas, bukan yang ekslusif dan bermental feodal. Sudah banyak yang mengeluhkan hal ini, baik abdi kerajaan maupun rakyat sendiri. Tapi kekuasaan Raja Yonta yang secara semu adalah tak terbatas, membuat para abdi kerajaan hanya bisa nrimo sambil berdo’a, semoga Dewi Myan Lui cepat mengganti Raja Yonta, atau Raja Yonta sakit-sakitan dan tak bisa melanjutkan memimpin kerajaan, atau yang paling ekstrim, semoga Raja Yonta segera dipertemukan dengan penciptaNya agar segera diingatkan akan sikap-sikapnya.

Minggu, 02 Oktober 2011

Art of LEKRA

Jangan!


Lukisan Bergitar

Bukit Tak Bertuan

Mati Kau Tirani!


Ketika Kanvas dan Pahat Bersatu


Patriotisme vs Imperialisme -HT-

Menjual Bayangan