Kamis, 20 Januari 2011

Aku Wanita Bukan Susila

Gaunku tak selalu melekat megah sempurna
Usiaku tak melulu berhias mewah cinta sesungguhnya
Namun entah mengapa setapak mega menculik pandangan mata jiwaku
Aku....
Wanita....
Aku....
Nyata untukmu....                 




Kawah-kawah panas terus menggelayuti padasan rumah kami                
Untaian nadi dan tulang lapar menggunung dalam bukit surau kami                
Riakku kutelan sendiri                
Nanahku kubasuh tertepi                
Ikrar sejenak itu telah ternodai dalam keheningan                
Andaikan mata ini tak mampu terang, aku menyesal...



Seketika air tenang jiwa meleleh dalam kelembutan kulit manisku
Aku menyapa cantikku dan gagahku, merekaku, termenung....
Termenung sejenak kemudian menelaah mataku dan membisu
Rasaku menyakiti aku, dia dan engkau kemudian....
Ingin ku kembali pulang dalam gerombolan mawar tak bertuan
Asap kelebat cepat menghujam setiap hembusan kenodaan 
Dan inginku segera mengakhiri semua
Ingin.....

(Terinspirasi dari kisah nyata seorang ibu yang punya dua anak dan ditinggal suaminya entah kemana. Sang Ibu kemudian mencari kerja dan bekerja di diskotek. Kedua anaknya dititipkan di panti asuhan. Ketika Sang Ibu pulang, dia malah dicaci masyarakat sekitar dan ditangkap polisi karena dianggap menelantarkan anak)

4 komentar: