Gaunku tak selalu melekat megah sempurna
Usiaku tak melulu berhias mewah cinta sesungguhnya
Namun entah mengapa setapak mega menculik pandangan mata jiwaku
Aku....
Wanita....
Aku....
Nyata untukmu....
Kawah-kawah panas terus menggelayuti padasan rumah kami
Untaian nadi dan tulang lapar menggunung dalam bukit surau kami
Riakku kutelan sendiri
Nanahku kubasuh tertepi
Ikrar sejenak itu telah ternodai dalam keheningan
Andaikan mata ini tak mampu terang, aku menyesal...
Seketika air tenang jiwa meleleh dalam kelembutan kulit manisku
Aku menyapa cantikku dan gagahku, merekaku, termenung....
Termenung sejenak kemudian menelaah mataku dan membisu
Rasaku menyakiti aku, dia dan engkau kemudian....
Ingin ku kembali pulang dalam gerombolan mawar tak bertuan
Asap kelebat cepat menghujam setiap hembusan kenodaan
Dan inginku segera mengakhiri semua
Ingin.....
(Terinspirasi dari kisah nyata seorang ibu yang punya dua anak dan ditinggal suaminya entah kemana. Sang Ibu kemudian mencari kerja dan bekerja di diskotek. Kedua anaknya dititipkan di panti asuhan. Ketika Sang Ibu pulang, dia malah dicaci masyarakat sekitar dan ditangkap polisi karena dianggap menelantarkan anak)
K.A.M.P.R.E.T tulisanmu nggapleki cuk,, tulisan yang bagus... :)
BalasHapusojo misuh2 cuk
BalasHapusaq suka... aq suka... aq suka...
BalasHapustemukan rahasia di balik puisi itu nesz..
BalasHapus:D